Film Merah putih sedot 400ribu penonton

Liputan6.com,Jakarta: Film Merah Putih diserbu penonton. Tercatat, sejak film bertema nasionalisme ini diputar pertama kali pada Kamis (13/8) silam, lebih dari 400 ribu penonton memadati hampir 90 bioskop di seluruh Indonesia. Boleh dibilang, bagian pertama dari Trilogi Merdeka ini telah membuat sejarah dalam perfilman nasional. Menjadi salah satu film Indonesia terlaris pada pekan pertama.
Bahkan, respons penonton dan kabar mulut ke mulut yang menyebutkan Merah Putih sebagai drama perang terbaik Indonesia pertama bergaya Hollywood-blockbuster mengalahkan film seperti G.I. Joe dalam hal jumlah penonton. Jumlah penonton kemungkinan masih akan memecahkan rekor box office. Terutama setelah Hari Kemerdekaan Indonesia, jumlah penonton terus meningkat.
"Respons dari penonton sungguh luar biasa," kata produser eksekutif Merah Putih, Rob Allyn, seperti tertulis dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat (21/8). "Kami tahu bahwa kami memiliki film berkualitas untuk penonton Indonesia yang mengkombinasikan laga, drama, romance, humor dan tragedi, ke sebuah cerita berdasarkan sejarah otentik dengan tema-tema penting seperti nasionalisme, persatuan dan pengorbanan diri yang heroik."
Kendati demikian, Rob tidak pernah berharap Merah Putih akan laku keras seperti di minggu pertama pemutarannya. Terlebih, film ini adalah drama perang berlatar sejarah yang dianggap tidak terlalu cocok dengan bentuk-bentuk tradisional genre film populer yang laku di Indonesia.
"Ini adalah kabar baik bagi Merah Putih dan Trilogi Merdeka. Namun yang lebih penting lagi, ini adalah kabar luar biasa bagi Indonesia dan industri film lokal," imbuh Rob, seraya menambahkan: "Terima kasih atas penyutradaraan yang luar biasa dari Yadi Sugandi dan para pemain yang sangat fantastis yang telah dilatih oleh para pembuat film Indonesia yang brilian".
Lebih jauh Rob berharap, Merah Putih bisa bergabung dengan film-film seperti Laskar Pelangi ataupun film-film lainnya yang telah dibuat oleh sineas besar Indonesia. Misalnya, Mira Lesmana, Riri Riza, Nia Dinata, Garin Nugroho. Menurut Rob, para sineas itu membuktikan bahwa orang-orang Indonesia memiliki selera terhadap film-film berkualitas dengan berbagai genre berbeda dan gaya artistik berbeda. "...Film-film yang mengangkat, mengeksplorasi dan menginspirasi selain juga menghibur penonton," kata Rob.
Merah Putih adalah hasil sukses kerja sama antara PT Media Desa Indonesia--perusahaan lokal yang dimiliki pengusaha Hashim Djojohadikusumo--dan perusahaan produksi film internasional Margate House Ltd. Margate House adalah perusahaan milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart. Film ini didedikasikan untuk mengenang dua paman Hashim. Keduanya terbunuh dalam pertempuran di Lengkong, Bandung, Jawa Barat, pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia tahun 1946 [baca: "Merah Putih", Menggugah Rasa Kebangsaan].
"Momen paling penting bagi kami adalah setelah acara premier, para veteran revolusi mendatangi kami seusai menonton film dengan mata berkaca-kaca. Berkata pada kami, `Itu benar-benar apa yang terjadi pada waktu dulu`," ujar Rob Allyn, yang juga menulis skenario film ini bersama anaknya, Conor Allyn.(ANS)